JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretariat Nasional Forum
Indonesia untuk Transparansi Anggaran Indonesia (Fitra) menilai, postur
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014 tidak akan mampu
meredam persoalan ekonomi terkini. Pasalnya, anggaran negara untuk
belanja modal sangat minim.
Koordinator Advokasi Seknas Fitra,
Maulana, mengatakan, postur APBN 2014 masih mengutamakan kepentingan
birokrasi. Dalam catatannya, belanja modal yang memiliki kontribusi pada
pertumbuhan ekonomi hanya meningkat Rp 13 triliun atau 7 persen menjadi
Rp 205,8 triliun. Adapun belanja pegawai pada 2014 mencapai Rp 276,6
triliun atau meningkat hingga Rp 43,5 triliun.
Kenaikan belanja
pegawai ini seiring dengan perekrutan calon pegawai negeri sipil (PNS)
yang sudah mulai dilakukan tahun ini hingga 60.000 orang.
"Berarti
anggaran belanja pegawai naik tiga kali lipat dibanding peningkatan
belanja modal. Ini tidak seimbang. Dengan kondisi Indonesia yang sedang
krisis ini kok malah belanja pegawai yang ditingkatkan," kata Maulana
saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Minggu (15/9/2013).
Padahal,
belanja pegawai ini menurut Maulana justru tidak terlalu berkontribusi
pada pertumbuhan ekonomi. Kenaikan belanja pegawai ini justru akan
mendorong peningkatan inflasi karena ada kenaikan konsumsi masyarakat,
dibanding produksi.
Di sisi lain, saat ini inflasi sedang dalam
kondisi tinggi, baik karena gejolak makanan maupun ada kenaikan harga
barang komoditas lain yang bisa memicu kenaikan inflasi. "Kenaikan
belanja pegawai dibanding belanja modal ini akan menjadi beban baru bagi
APBN di 2014. Padahal, APBN 2014 ini bisa menjadi cerminan salah satu
instrumen ekonomi yang bisa digunakan," tambahnya.
Maulana menilai kondisi ini bisa menyebabkan APBN 2014 justru gagal untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia.
Penulis :Didik Purwanto-Senin, 16 September 2013 | 06:56 WIB
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/09/16/0656102/Anggaran.Negara.untuk.Gaji.PNS.Naik.3.Kali.Lipat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar